"Cal, kamu mau kemana?" "Aku harus pergi." "Jangan tinggalin aku, Cal." "Darrian, aku akan selalu bersama kamu. Aku akan selalu ada di hati kamu. Dan aku akan selalu mencintai kamu." "Enggak, Cal. Enggak!" "CALLISTA!" Lelaki itu terbangun dari tidurnya dengan napas memburu. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Wajahnya memerah. Mimpi itu masih saja terus datang. Setahun lamanya ia masih belum bisa merelakan kepergian orang itu. Ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Dia telah....tiada. Apa karena itu mimpi itu terus saja menghantuinya? Tapi bagaimana ia bisa merelakan semua itu, sedangkan... "Darrian.." Ia masih bisa mendengar suara lembut itu memanggil namanya. Darrian menoleh dan mendapati sosok yang sangat ia rindukan itu berada di sebelah ranjangnya. Sosok itu tersenyum. Masih sama. "Callista.." "Kamu mimpi buruk lagi ya?" "Cal, kenapa kamu harus pergi? Kenapa kamu harus ninggalin aku disaat kita belum melakukan apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya? Aku..aku.." "Sssstt...kamu cuma mimpi buruk. Aku gak bakalan pergi kok. Aku di sini. Bersama kamu," ucap sosok itu dengan menampilkan senyum lembutnya dibalik wajah pucat nya. Darrian berusaha menggapai sosok itu dengan tangannya. Namun nihil. Jarinya malah menembus sosok itu saat ia ingin menyentuh pipinya. Hati Darrian bagai teriris, sakit. Nyaris membekukan hatinya. Darrian tahu ia takkan pernah bisa dan takkan pernah melupakan sosok itu. Callista Anggely. Kekasihnya.
1 part