Pick me¹

4.9K 8 0
                                    

Ruang kelas yang tadinya ramai kini terasa sepi setelah kehadiran salah satu murid dan satu orang guru, ralat kepsek.

"Mohon perhatian! Perkenalkan diri kamu" sang guru menatap sekilas pada gadis disampingnya kemudian menatap seluruh siswa di kelas itu.

"H-halo nama ak-"

"Kalo gagap gak usah bacot, langsung duduk!" Sergah gadis cantik sebahu dengan rok pendek dan baju ketat itu tersenyum miring.

"Michelle!"

"Ya ma'am" tatapan tak bersalah Michelle membuat kepala sekolah itu geram.

"Dia Agnes, dia baru pindah dari US, kalian semua jaga sikap sama Agnes!" Michelle hanya mengangguk remeh dan membuka bungkusan permen karet dan membuangnya asal.

"Duduk Agnes, pelajaran pak Herman ditunda dulu, beliau ada rapat, dan kalian jangan coba-coba untuk membuat keributan" usai mengucapkan semuanya kepsek tersebut berlalu pergi.

Michelle beranjak menuju ke satu meja, Arthur.

Baru akan duduk, tangan Arthur terlebih dulu menampar mulut gadis itu.

"Ssshhh, enak pake yang ..." Arthur menarik tangan gadis cantik itu untuk duduk di pangkuannya.

"You so hard, Arthur."

"Diem, cuma dengerin lo ngomong gue keras."

"Lemah lo, gue mau ke kantin"

"Gak usah macem-macem, lo ke seret di OSIS gue gak bakal mau bantuin lo lagi."

"Ck, pelit" Michelle menyandarkan kepalanya pada dada bidang itu.

"Jadi ke rumah?" Arthur hanya mengangguk.

"Agnes, did you want to play with her, Arthur?" Tatapan Michelle segera berpindah menatap Arthur.

"Berani ngasih apa lo, hah?"

"Nyebarin kabar kalau wakil ketua OSIS yang sering dipuja-puja kaum hawa, guru, kakak kelas, yang terkenal sopan dan ganteng, ternyata buat gue hamil 1 bulan" bisik Michelle pelan.

"Nganceman lo!" Desis Arthur kemudian bangkit membuat senyum Michelle terbit.

Arthur melempar kertas yang ia remas ke arah meja Agnes dan bersandar pada tembok. Tersenyum tipis, langkah kaki Arthur mendekat dan menatap Agnes dalam.

"Mau ke rumah gue?, Gak usah dijawab juga gak apa-apa. Gue maksa"

"Okeyy, makasih Arthur" Michelle tersenyum dan memukul pelan bahu pacarnya itu sambil mencium lehernya, meninggalkan jejak disana.

"Mana? Katanya udah di undang" Arga menyandarkan kepalanya pada tembok, dan beralih menatap Laura.

"Jam berapa Ra? Beli makan yuk, gue laper" Chesya menatap Laura, Arga, Michelle, Arthur, Xavier, serta Vincent bergantian.

"Buruan anjing, gue laper sialan!" Xavier bergegas meraih kunci mobil sebelum akhirnya terhenti karna kedatangan tamu, Agnes.

"Well, lo dateng juga ternyata."

"E-eh, iyaa, aku gak enak kalo nolak dan alasan gitu"

"Excuse me, bisa gak lo pake 'lo-gue' aja gak usah 'aku-kamu', geli anjing"

"Arthur..." Michelle melirik kekasihnya sambil tersenyum dan mengigit bibir bawahnya.

"Yes sweetie? Sya, jangan kasar dong" Arthur memberikan kode mata, melirik Michelle dengan cepat remaja itu menangkapnya.

"Lo ngapain gelendotan sama Arthur?"

"A-anu-"

"Udah dibilang kalo gagap gak usah bacot!." Michelle mengetuk dahi gadis itu.

"Laura, lo bawa sisir kan? Pinjem dong, sama itu lip tint, sama-"

"Nih, lo awal minta cuma beberapa tau-tau pouch make up gue dibawa" yang ditegur hanya menyengir lebar, tak merasa bersalah.

"Apa cuma aku ya yang gak suka make up, atau ngatur rambut, cuma aku ya kayaknya hihi" Xavier dan Arga saling pandang, geli.

"Heh, bedak lo berapa kilo sih? Gak suka ngatur rambut tapi catokan, lo ngelawak ya?"

"Ini bukan catok, ini emang dari aku lahir"

"Pergi aja deh gue, sumpah geli, gak bohong" Laura bangkit disusul Xavier, Rega serta Chesya.

"Kamu gak ikut keluar Chelle?"

"Lo ngusir gue?" Michelle bangkit dan mencium bibir Arthur yang dibalas dengan cepat oleh laki-laki itu.

"Lo mau jadi penonton? Boleh" Michelle menatap Arthur, hari ini perempuan itu tersenyum, satu hari penuh ia tersenyum hari ini.

"Uhhh, fuck me babe" menahan kedua tangan Michelle diatas kepalanya Arthur mencium setiap jengkal leher gadis itu.

"Emhhh, lo yakin lo gak mau keluar?"

Agnes membeku ditempatnya, tak bergerak sedikitpun.

"Bisa gak lo fokus dulu sama makhluk didepan lo ini?" Arthur menatap geram perempuan didalam kungkungannya ini.

"Sorry, lanjutin"

"In room!"

Hai, hello, annyeong sksksk

Ak buat ini 2 chapter yak,

Chapter 2, maljum pas sama sikon soalnya mamnbusbsjshsbisbsns

Okey, segini dulu yya

Papai, salam Candy 🍭

One shoot 18+Where stories live. Discover now