03. Ranah

78 6 2
                                    


"Yaampun Sa,kemana aja,gue kangen?",Zela memeluk temannya itu,kini kelas hanya diisi mereka.

"Shhh,gapapa Zel",Sabil yang hanya mempunyai satu satunya teman,yaitu Zela yang senang hati berteman dengannya.

"YAAMPUN SA!?",Zela baru sadar, dia menutup mulutnya tak percaya.

"Zel,jangan teriak,duduk yuk", Zela akhirnya duduk,dengan raut yang tak bisa diartikan.

"Jelasin ke gue Sa,lo kenapa?dan apa ini,seharusnya lo kabarin gue 1 minggu terakhir,lo gaada kabar, dan sekarang gue harus ngeliat temen gue kayak gini",Sabil senang,Zela setulus itu berteman dengannya,dia tersenyum walaupun wajahnya tak secerah biasanya.

"Gue kecelakaan Zel waktu itu,gue ga liat jalan,dan berakhir gue ketabrak,dan kaki gue lumpuh", walaupun dia menjelaskan dengan tenang,tapi tidak dengan hatinya.

"Sa,seharusnya lo kasih tau gue, seharusnya gue ga ninggalin lo waktu itu,seharusnya gue yang ngan--"

"Hustt,bukan salah lo,kan gue yang ga mau balik bareng lo,ini udah takdir Zel,mungkin gue emang harus kayak gini",Zela itu tidak bisa menunjukkan rasa sedih,jadi dia hanya bisa mengucapkan dengan kata kata khawatirnya.

"Sa,lo hebat banget",Zela tersenyum dan mengusap tangan pucat Sabil.

"Sa,gue mau ngomong serius,gue bakalan pindah sekolah",Sabil terkejut,tidak.jika Zela pergi meninggalkannya siapa yang akan menjadi temannya lagi.

Zela memaksakan senyum,"ga jauh kok Sa,gue tetep disini,cuma beda sekolah aja,kita pasti bisa ketemu juga",ucap Zela seolah mengerti dengan keterdiaman Sabil.

"Apa gue suruh papa buat mindahin lo juga,iya.nanti biar kita ga jauhan lagi,iya kan Sa?", Sabil sontak menggeleng.

"Jangan"

"Gapapa Sabil,lo tau,papa gue kan udah kenal lo juga,kita itu udah kayak kakak adek lo tau,papa suka gue temenan sama lo,selain lo lucu,lo juga dewasa,gue suka, jadi lo mau kan pindah bareng?", Sabil diam,dia tidak tau harus menjawab apa.

"Tapi Zel,gue udah banyak ngerepotin kalian,dan sekarang engga lagi Zel,gapapa gue disini aja",Zela dengan ribut menggeleng mendengar celetukan Sabil.

"Engga bentar",Zela mengeluarkan ponselnya,dan entah menelpon siapa,Sabil hanya melihat saja.

"Oke papa",Zela kembali meletakkan ponselnya di bawah meja.

"Deal,papa udah urus perpindahan kita berdua",Zela yang semangat,tapi tidak dengan Sabil yang panik.

"Zel gue---"

"Sut,udah gapapa,papa setuju aja tuh,lo tenang aja Sa,semuanya aman",dan akhirnya Sabil hanya memaksakan senyum canggung.

"Makasih"

"Tentu",jawab Zela cepat dibarengi senyum manisnya.

"Lo tau,kita bakalan ketemu abang gue,kan lo penasaran banget tuh ama dia,nah nanti kalau kita pindah kita bakalan ketemu sama dia",ucap Zela semangat 45.

"Lo pindah ke tempat abang lo?", Zela mengangguk menanggapi pertanyaan Sabil.

"Iya,kata abang gue disana seru,lagian sebenarnya dari dulu dia nyuruh gue disana aja,cuma ya gue ngikutin temen gue disini,eh berujung dia juga pindah keluar kota,tapi gapapa kan ada lo sekarang,jadi gue ga kesepian lagi",bagi Sabil Zela itu unik,dia bisa berubah ubah,terkadang cerewet,namun bisa galak juga.

***

Kini SMA taruna jaya tengah berolahraga bebas di hari sabtu, jadi mereka hanya menghabiskan waktu untuk bermain main.

RenandraWhere stories live. Discover now