Kyno

42 2 0
                                    

Gadis itu..

Aku hafal sekali dia adalah perempuan yang berani mendatangi ku saat di taman itu. Ah, tapi masa iya sih.. Sudahlah mungkin hanya halunasi ku.

" Hai, Kyno." Sapaan sang perempuan yang suaranya sudah tidak asing lagi di kupingnya. Kyno merasa malas diapun menghiraukannya. Dia tak peduli dengan teriakan gadis itu yang sekarang menjadi cemberut.

" Ih Kyno. Jawab dong." Panggil gadis itu lagi untuk yang kedua kalinya. Namun, sekarang di tambah dengan kejaran. Gadis tersebut mengejarnya. Tetapi tetap saja, Kyno masih tetap menghiraukannya.

Gadis tersebut berada pas di depannya menghalangi jalannya. Dia adalah Varas. Kyno menghela napas berat dan berkata

" Awas gue mau lewat!" Ketusnya sambil menatapnya sinis.

" Kantin yuk." Ajaknya dengan melontarkan senyum.

" Gak, gue gak akan mau ke kantin bareng cabe kaya lo." Jawabnya yang membuat hati Varas tertusuk berkali kali.

" Awas! Gue mau lewat!" Bentaknya. Varaspun minggir sambil mengepalkan tangannya bertanda kesal.

***

" Eh ada si cabe nih sini." Sahut Varas dengan tatapan sinisnya.

" Apaan sih lo!" Bentak Laurent.

" Itu noh, temen cabe lo yang sukanya deketin cowo-cowo."

" Hah deketin? Kay tuh memang laku. Ngaca dong lo, bisanya cuman ngejudge orang aja!" Bentak Laurent dengan emosi.

" Eh udah ah udah. Kita pindah meja aja yuk, Ren." Celetuk Kayna.

Belum sempat mereka melangkah, Varas langsung mengambil orange juice yang ada di meja mereka dan menumpahkan semuanya ke badan Kayna.

BYUR! Basahlah sudah tubuhnya saat kini. Tanpa ia sadari air matanya jatuh satu persatu.

" Lo bisa gak sih sekali aja gak buat ulah?!" Bentak seorang laki-laki kepadanya.

" Kerjaan lo cuman buat onar doang! Apa gue perlu nih banjur soto ini ke muka lo?!" Ucap lelaki tersebut sambil mengangkat mangkuk yang berisi soto.

Kayna pun tertegun melihat laki-laki terebut membela dia. Dia sangat terkejut.

" Diem, Kyno!" Sahut Varas.

" Dasar cabe." Ledeknya sambil merangkul Kayna keluar dari kerumunan kantin. Dia membawa Kayna ke depan toilet yang di ikuti oleh Laurent dari belakang.

" Maa-kasih ya.." Ucap Kayna dengan gugup. Air mata yang tadi membanjuri pipinya sekarang berhenti.

" Iya, lo gak apa apa kan?" Tanyanya dengan senyum tipis.

" Iya gak apa apa. Sekali lagi makasih yah.." Jawab Kayna dengan membalas senyum.

" Hmm." Jawabnya dengan datar yang sekarang pergi meninggalkannya. Kayna hanya bisa menatap punggungnya yang lama kelamaan menjauh.

" Kay lo gak apa apa? Tanya sahabatnya yang nampak panik.

" Iya gak apa apa." Jawab Kayna sambil yang masih sesenggukan.

" Udah yuk bantuin gue bersih-bersih."

" Ok, gue cari baju salin buat lo dulu ya."

" Iya."

Baju yang tadinya kotor sekarang jadi bersih karena sudah di ganti. Isaknya tangisnya juga kini telah berhenti. Kayna kembali ke kelas dengan berseri seri karena mengingat kejadian itu. Aduh malem-malem bisa gak bisa tidur nih...

***

Butiran Es dan Percikan ApiWhere stories live. Discover now