LAW

229 26 26
                                    

Hidup di sebuah kota besar nan kumuh menjadikan seluruh masyarakat dari mereka berusaha bertahan untuk hidup dan terbiasa dalam pusaran dunia gelap. Lorong sepi adalah rumah mereka, baju compang camping, bekerja seadanya untuk makan sehari hari atau justru mencuri yang akan mengantarkan mereka untuk mengganjal perut terobati sepotong roti.

London, 1829. Berada di pusaran kekejamannya, masyarakat tak dapat hidup tenang. Ratu yang ingin masyarakat hidup di dalam kedamaian dan keperkasaan hukum, sedangkan ia memperkerjakan seorang hakim untuk mengais pajak dari rakyat kecil secara habis habisan untuk kesenangannya sendiri.

Hukum tidak tebang pilih, begitu kata pepatah. Seorang hakim yang di sebut sebagai seorang 'Algojo Kematian' menjadi pilihan tepat Ratu Inggris untuk mempermudahkan ia melindungi rakyatnya justru di sia siakan dengan keinginannya sendiri.

Rudolph George Turpin, biasa di sebut dengan Judge Turpin ia sudah terbiasa berkerja menghadapi puluhan kasus di setiap harinya, dan tindakan yang akan ia lakukan hanyalah dua. Satu, meminta sang terdakwa untuk membayar pajak dan dengan atau justru melakukan pilihan yang kedua yaitu mengeksekusi terdakwa dengan hukuman mati. Bisa gantung diri atau di penggal kepala.

Hidup sebagai seorang yang tak pernah berniat dan memikirkan ketertarikan nya kepada wanita justru mengantarkannya kepada ketidak sengajaan bertemu dengan seorang wanita bersuami yang sangat jelita. Ia memegang kekuasaan hukum tertinggi bukan?

Dengan mudah ia membuat permasalah. Membuat suami dari wanita yang ia cintai itu di asingkan jauh dari negerinya. Dan ia berhasil mendapatkan wanita pujaannya.

Taktiknya tak berjalan mulus, wanita pujaannya itu justru masih setia mencintai suaminya yang sudah tak tau berada dimana. Ia memutuskan untuk menenggak racun berharap mati, rupanya tidak. Ia menjadi gila dan Turpin tak lagi sudi menyukai wanita itu yang hendak ia nikahi dalam waktu dekat.

Sekarang hanya satu yang tersisa, seorang bayi cantik nan mungil anak dari pasangan seorang suami istri dari Benjamin Barker, seorang ahli cukur di London. Turpin tak punya pilihan lain, lagipula ia yakin bayi itu akan tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti ibunya. Ia memutuskan untuk membesarkan bayi itu hingga usia 17 tahun dan menjadikan siap sebagai istrinya.

Banyak kasus di hadapi dan berlalu, tanpa terasa tahun berganti. 17 tahun Turpin memanti gadis yang ia besarkan, Johanna sudah dewasa. Ia berusaha memberikannya yang terbaik, gaun sutra dan parfum terbaik dari Prancis untuk menunjang penampilan gadis yang di cintainya itu. Selama itu juga Turpin mengurungnya di kamar, ia tak di perbolehkan pergi dari rumahnya dan hanya di sisakan sebuah jendela untuk melihat dunia.

Ambisinya begitu besar untuk memiliki gadis itu hingga ia tak memperkenankan ia bertemu dengan orang lain kecuali dirinya dan juga para pelayannya. Johanna sendiri memiliki anggapan yang berbeda, Turpin membesarkannya karena ia mencintai dan menyayanginya sebagai seorang ayah yang menyayangi putrinya.

Dan mengapa ia berlagat aneh sekarang, mengajaknya makan malam berdua dengan suasana romantis dan mengajaknya pergi ke pedesaan hanya berdua, lalu ia mendengar penuturan pria itu bahwa ia akan menikahinya dalam waktu dekat ini,. Ia tak sanggup dan tak mau menikah dengan pria yang terpaut jauh usianya darinya.

__________________________

Johanna bosan dengan kesehariannya, melihat jalan kosong, orang orang yang tak berani melintasi depan rumahnya karena rumah itu milik seorang hakim paling mengerikan di seluruh London. Entah pandangannya yang salah atau apa, Johanna melihat seorang wanita membawa gerobak bunga, bunganya terlihat indah dan segar. Terlihat jauh lebih indah dan menarik daripada bunga di kamarnya.

Ia membuka jendelanya mengeluarkan kepalanya dan bersuara. "Miss.. aku ingin buka merah itu"

Respon si penjual dengan senang menyiapkan pesanan gadis cantik itu dari atas rumahnya. "Ini nona,"

LAW & LOVE • JUDGE TURPINWhere stories live. Discover now