Dari Opa untuk Miko

1 0 0
                                    

Besok aku bertambah usia dan hal terakhir yang aku inginkan adalah menjadi dewasa, tapi yah... mau bagaimana lagi. Setelah melewati angka dua puluh di usiaku lima tahun yang lalu, sepertinya sudah tidak patut bila aku masih mengeluh soal menjadi dewasa.

Oh ya, tiga hari lalu Bunda menelepon. Katanya, Opa menanyakan apakah aku akan pulang untuk tiup lilin dan potong kue atau tidak. Sejak bekerja, aku jarang merayakan ulang tahun di rumah Opa bersama keluargaku. Aku terlalu tua untuk pesta dengan dekorasi dinosaurus, tapi di sinilah aku. Memasang lima balon dinosaurus berwarna hijau dan rumbai-rumbai.

Hari ulang tahunku tiba. Setelah mandi, aku bersiap dengan antisipasi untuk segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi kapan pun. Ibu memang tidak mengundang siapa-siapa. Hanya ada Opa, Oma, Ayah, Bunda, dan saudara-saudaraku, tapi tetap saja aku merasa malu untuk memakai topi ulang tahun bergambar dinosaurus. Astaga, bahkan keponakanku yang berusia lima tahun tidak memakai topi dino di ulang tahunnya.

Hari yang panjang itu berlalu. Semua dekorasi sudah selesai dibereskan. Sepertinya rangkaian acara ulang tahun itu tidak akan kuceritakan pada siapapun. Benar-benar seperti pesta anak kecil.

"Mikel."

Aku menoleh.

Bunda membawa secangkir cokelat panas dan sepiring biskuit, "Tadi Oma mencarimu. Ini, cokelat hangat kesukaanmu."

Ah, Oma masih ingat kalau aku sangat suka minuman cokelat buatannya. Minuman hangat itu akan sangat cocok untuk menemaniku membuka kado malam ini.

Dari beberapa hadiah yang kuterima, ada satu yang menarik perhatianku. Terlihat seperti buku yang dibungkus kertas tipis berwarna cokelat. Di sudutnya tertulis 'Untuk Miko' dengan spidol hitam. Aku tahu, itu pasti hadiah dari Opa. Namaku tertulis lengkap di bungkusan lain. Mikaelo. Hanya Opa yang memanggilku Miko.

Kertas tipis itu bisa kurobek dengan mudah dan hati-hati. Benar saja. Isinya empat buah buku tulis bergambar dinosaurus khas anak SD. Di setiap sampulnya terdapat angka, dan satu buku yang paling tipis bernomor 5.

Aku tak menduga Opa menulis sebuah buku untukku. Tulisan tangannya rapi, ditulis dengan tulisan latin khas orang jaman dulu. Kubaca sekilas beberapa halaman secara acak. Kurasa semua buku meiliki cerita yang sama. Memanggang kue, menyusun lego, bermain bowling, dan... oh?

Semua buku itu seperti diari Opa. Setiap lembarnya mengabadikan ulang tahunku bersama Opa. Kami selalu memanggang kue, menyusun puzzle, bermain bowling, menghabiskan waktu bersama. Opa selalu menuliskan hari yang kuhabiskan bersamanya.

Buku terakhir yang kubaca adalah yang paling tipis. Biar kutebak, isinya pasti sangat singkat karena aku tidak menghabiskan ulang tahunku bersama Opa sejak lima tahun terakhir. Setiap ceritanya singkat, tidak lebih dari tiga halaman.

Miko kecil. Sekarang sudah menjadi Mikaelo yang gagah. Hari ini cucu kecilku berusia 21 tahun. Miko tidak datang lagi, pasti sedang sibuk bekerja siang dan malam. Selamat ulang tahun, Miko!

30 September 2023

Portobello dan Cerpen LainnyaWhere stories live. Discover now