Sebelas

297 60 3
                                    


Setelah keluar dari rumah sakit, ibu menyeretku ikut senam di kompleks perumahan tempat salah satu langganannya tinggal.

Tentu saja hal itu mulai dilakukan begitu masa bed rest ku usai seminggu setelah pulang dari rumah sakit.

Soal kerjaanku semuanya di handle sama Kaylila, agen yang baru tiga tahun belakangan  masuk Stardust.

Kay ini tipe cewek cabe rawit. Umur baru 24. Bodi boleh mungil. Tapi gerakannya gesit mirip angin puyuh. Mulutnya pedas, tapi agak sembrono. Punya pacar yang manut setengah mati bernama Adit. Yang nota bene dua tahun lebih muda dan belum juga lulus kuliah.

"Kalau mau sih sebenarnya kakak ipar gue juga ikut gituan." Sambil ngomong gitu matanya piknik melihat kondisi kamarku.

Kebetulan sore itu aku baru pulang aerobik di kompleks perumahan sebelah. Tempat langganan ibu tinggal dan daftarin aku masuk ke kelab aerobik ibu- ibu.

Yah hari ini aku dapat pengalaman baru. Anggota klub aerobik itu kan terdiri dari 65 orang. Agak- agak eksklusif juga. Sebab mereka mendatangkan instruktur dari pusat aerobik terkenal.

Cuma karena bayarnya patungan kan jadi lebih murah. Per bulan para anggotanya diminta buat bayar iuran sebanyak 30 ribu. Senamnya tiga kali seminggu. Dapat air mineral dan gosip gratisan.

Aku yang bukan pecandu gosip ibu- ibu yang isinya nggak jauh- jauh dari membicarakan menemukan chat mesra suami sama rekan kerja, penyakit stroke mertua yang menyusahkan, ribut sama saudara ipar, anak yang mulai ganjen dandan, sampai jengkel sama ART sendiri- sendiri.

Itu sih sebenarnya wajar- wajar aja.

Tapi anehnya si ibu- ibu itu pada saling mengungguli satu sama lain soal membeberkan kesusahan masing- masing.

Hadeuh!

"Kok kamar lo jorok banget sih, Kak?" kening Kay mengernyit jijik.

Aku memutar bola mata dengan keki. Mulai deh, komentar nyinyirnya keluar. "Kayak gini sih penyakit pasti pada nempel nih. Makin lama dong sembuhnya!"

Aku mencibir. Gaya ini cewek udah mirip emak- emak- nyinyir. Bikin tambah keki. Mendingan Disa deh yang jenguk.

"Ya gue belum sempat beresin."

"Nah itu dia!" cetusnya mirip guru bimbingan konseling di SMA. "Langkah pertama sebelum ikut olahraga atau diet metode apapun itu, mendingan Kak Fen beres- beresin ruangan ini dulu. Banyak gerak bisa bikin tubuh lebih sehat. Bisa langsing. Bisa keluar keringat. Bikin tubuh sehat. Nggak pake keluar duit!" Telunjuk si Kay bergerak-gerak mirip mbak- mbak di konter kosmetik dalam mal.

Halah!

Tambah pusing aku tuh. Tadinya lihat muka Kay saja udah kliyengan kok. Karena langsung bayangin kerjaan. Kay ini tipe- tipe yang totalitas tanpa batas. Kebanyakan klien yang didampingi cewek itu pasti ngeluh.

Kata mereka Kay itu mirip teroris. Kerjaannya nguber- nguber klien. Telpon nggak kenal waktu sampai- sampai si klien nyaris sinting dibuatnya.

Tapi nggak dipungkiri juga, kalau hasil kerja si Kaylila ini adalah yang paling perfect.

"Udah deh buruan mo ngomongin apaan nih. Keburu pusing gue!"

"Klien lo yang Vera itu. Bisa- bisanya jas nya mesti dijahit ulang. Aneh aja sih, dia dikenal sebagai instruktur aerobik terkenal! Tapi lihat calon suaminya bikin orang nggak bakalan percaya kalau seorang instruktur aerobik bisa bersanding dengan gajah Dumbo itu!"

"Mulut lo ya?"

"Tapi aku nggak bohong kok. Mana nyempilin jadwal ke SAS Groomsmen itu susaaaaahhhh banget sekarang! Lagi musimnya orang kawin sih. "

Fat And Fabulous Where stories live. Discover now