Bab 2

103 1 0
                                    


Ikrar pernikahan sudah dilangsungkan, Nenek bahkan sampai meneteskan air matanya, Melisa duduk sambil menggenggam tangan Neneknya menatap takjub kedepan.

"Abil dulu kamu masih adik kecil kakak yang selalu mempertanyakan kapan kakak akan pulang, dan sekarang kamu sudah menjadi istri seseorang yang gapernah kakak bayangkan orangnya dulu, ungkap Rasya pada Adiknya

Abil tersenyum manis kearah kakaknya

"jagain adik gue ya bro, dia bukan tipe yang sulit dijaga kok, hanya pelu memperhatikan saat dia lapar saja selebihnya aman haha" gurau Rasya sambil menepuk pundak Arsal

"iya baik Kak" jawab Arsal sambil manggut-manggut.

"ah aku mulai menemukan hal yang tidak kusukai darimu" jawab Rasya menanggapi jawaban Arsal

"apa?" tanya Arsal curiga

"panggilan kakak yang kamu lontarkan barusan" jawab Rasya dan disambut gelak tawa Arsal dan Abil.

"Abil dipinjam sebentar ya ada hal penting yang harus kami diskusikan bersama" Maisa, datang menghampiri meraih lengan Abil

Abil tersenyum lebar dan segera memeluk temannya itu, "dimana yang lain?" tanya Abil pada Maisa

"ayuk ikut aku, bolehkan?" tanya Maisa sambil melirik ke arah Arsal meminta izin

"iya silahkan" jawab Arsal

Di sudut ruangan Sara, Ica, Kifya Yuyun sudah tersenyum ceria kearah Abil yang sedang berjalan menghampiri mereka

"ciee ternyata jadi pemeran utamanya dong" ucap Yuyun mendeskripsikan akhir kisah Kekaguman sepihak Abil

"parah sih aku sampai hampir ikutan bikin syukuran pas liat lu bersanding tadi" timpal Ica

"apaan sih lebay deh kalian" jawab Abil sambil tertawa

Percakapan langsung berlanjut diantara mereka, diihiasi tawa dan ejekan serta pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan teman-teman Abil yang ikut bahagia dengan alur kisah cinta Abil.

Prosesi panjang penerimaan tamupun selesai, sekarang Abil sudah berada di kamar sebuah gedung hotel tempat pernikahan dilangsungkan. Setelah selesai membersihkan diri dan mengganti pakaian nya dengan piyama, Abil duduk didepan meja rias sambil menatap pantulan wajahnya di cermin.

"aduh aku harus tanya kesiapa setelah ini aku harus ngapain?, rambutku digerai atau diikat saja ya?,"tanya Abil pada dirinya sendiri, kemudian ia menepuk pipinya dengan kedua tangannya

"sadarlah Abil ayok berfikir logis apa tidur saja ya, atau tunggu kak Arsal dulu? Aduh aku tidak tau gumam Abil dan merebahkan kepalanya di atas meja rias sambil memainkan ponselnya yang sudah seharian ini dia tinggalkan.

Arsal masih berkumpul bersama teman-temannya di caffee hotel sambil menikmati minuman dan melepas penat yang sudah ia rasakan selama tiga minggu ini.

"kuakui selera Nenekmu bagus men" ucap Vino memulai percakapan

"iya, wanita baik-baik" jawab Bian ikut menanggapi

Arsal hanya tersenyum mendengar penuturan teman teman nya itu.

"tunggu, dari mana kamu tau kalau dia wanita baik-baik" sanggah Arsal tiba-tiba

"dari dia mengucapkan terimakasih saja hatiku udah bisa mendeteksi bro, makasih kak Bian" jawab Bian sambil memperagakan ucapan Abil tadi.

Pembahasan terus berlanjut hingga jam menunjukkan pukul 01:45 malam.

"aku balik dulu, kita lanjutkan dilain hari" ucap Arsal kemudian meninggalkan teman-temannya.

Please give me happy endingWhere stories live. Discover now