Rumah Sakit

31 0 0
                                    

     Tentu saja Ryan berakhir di ruang rawat inap. Kata dokter ia terserang tipes dan asmanya kambuh lagi. Demamnya juga tidak kunjung turun. Beberapa kali ia memuntahkan makanan yang di suapkan oleh mamanya. Lagi-lagi mamanya yang panik memilih memanggil dokter.

"Ryan, dipasang kateter sm NGT aja ya? Kamu gak bisa nelen makanan gini" kata dokter kepada Ryan. Ryan jelas menggeleng.

"Mau ya Ryan ya? Biar enakan, biar cepet sembuh" bujuk mamanya. Ryan sebenarnya sudah terlalu lemas untuk berdebat. Tadi saja ia sudah menangis. Mamanya memeluknya.

"Sakit ya Ryan? Sabar sebentar ya? Mau ya dipasang NGT aja?" Bujuk mamanya sekali lagi. Tentu saja Ryan hanya bisa menangis di pelukan mamanya.

"Sayang, jangan tambah nangis. Nanti tambah sesak lho" mamanya mendekap kepala Ryan sambil mengusap-usapnya, menenangkan Ryan.

"Yauda deh dokter pasang aja, nanti tambah kenapa-napa" ucap mama memutuskan. Mama masih mendekap Ryan, sesekali mengusap dada Ryan karena napasnya memberat.

"Udah ya udah, berhenti dulu sebentar nangisnya. Tuh, nanti tambah sesak" mamanya membantu Ryan mengatur napas. Bersamaan dengan itu dantanglah perawat membawa peralatan yang diminta dokter.

"Dibantu ya Ryan, sebentar aja" ucap perawat tersebut sambil membuka masker oksigen Ryan. Perawat tetsebut kemudian memasukkan selang yang sangat panjang lewat hidung Ryan. Mamanya menggenggam erat tangan Ryan.

"Tahan sebentar ya, dikit lagi...nah sudah nih" ucap perawat tersebut sambil merekatkan selangnya ke pipi Ryan dan memasang kembali masker oksigen Ryan. Mamanya mengusap rambut Ryan sekali lagi.

"Satu lagi ya Ryan, yang ini tahan sebentar ya" ucap perawat sambil menyiapkan alat-alat untuk pemasangan kateter urin. Sebenarnya Ryan ingin menolak, tetapi tenaganya sudah habis.

"Sakit ma..." Ryan mengeluh, sementara perawat bekerja memasang selang kateter.

"Iya nak ya, sabar dulu bentar ya? Ini biar Ryan cepat sembuh" bisik mama menenangkan.

"Sudah. Jangan banyak gerak ya biar gak buat luka. Oiya, habis ini kita kasih makanan cair ya? Daritadi muntah terus kan?" Tanya suster memastikan. Mama hanya mengangguk, sibuk menenangkan Ryan.

"Baik ibu, mohon ditunggu sebentar ya. Oiya, dimohon sebisa mungkin masker oksigennya jangan sampai terlepas ya. Baik kami mohon undur diri ya bu, nanti kami kembali membawakan obat" ucap perawat tersebut dan kemudian pergi keluar kamar.

"Sabar ya Ryan ya? Sekarang tidur dulu, semoga nanti pas bangun sudah mendingan" bisik mama lagi. Ryan mengangguk.

"Mama temani sampai tidur disini" mama mengecuk dahi Ryan pelan, mengusap-usap kepalanya lagi.

He's SickWhere stories live. Discover now