Datang lagi

24 1 0
                                    

"Hello Ryan! Kita dateng lagi nih!" Seru Reyhan ceria. Tangannya membawa bungkusan yang Ryan yakini itu cemilan. Reyhan masuk, disusul Rama yang menutup pintu. Ryan membuka mata, menoleh ke arah pintu. Keadaannya masih sama, tentu saja dengan masker oksigen di wajahnya.

"Ryan, hari ini kamu sama temen-temenmu dulu gapapa ya? Mama ada keperluan di butik" kata Mamanya sambil bersiap-siap. Ryan mengangguk.

"Tante minta tolong ya dijaga Ryannya. Nanti kalo orang tua kalian nyariin, bilang ke tante biar tante yang izinin kalian ya" ucap mama Ryan yang sudah siap, terburu-buru hendak pergi. Reyhan dan Rama mengangguk.

"Eh tapi nanti kalau kita mau ngajak Ryan jalan-jalan ke taman boleh?" Tanya Reyhan. Mama mengangguk. Ia mendekat terlebih dulu ke kasur Ryan.

"Mama pergi dulu ya, gapapa ya mama tinggal?" Tanya mama Ryan. Ryan mengangguk. Mama menciumi wajah Ryan.

"Hati-hati ya ma" kata Ryan. Mama mengangguk, berlalu sambil melambaikan tangannya. Setelah mama Ryan pergi, Reyhan tertawa.

"Seorang Ryan gamau ditinggal mamanya pergi?" Reyhan tertawa. Ryan hanya melotot kepada Reyhan.

"Mending kalian diem deh" Ryan masih memelototi Reyhan, tangannya terulur mencoba mengambil kacamata. Rama yang melihat itu mengambilkan kacamata Ryan.

"Thanks ya, emang temen gue cuma Rama" Ryan melirik sinis ke arah Reyhan yang masih tertawa.

"Keluar jalan-jalan mau gak? Tar kita jajan di kantin lo liatin aja kita makan" Reyhan masih belum puas membuat Ryan kesal. Ryan sekali lagi mendengus.

"Ayo deh, kita jalan-jalan keluar ya" ucap Rama sambil memanggil suster. Ketika suster tersebut telah datang, Rama menjelaskan bahwa mereka ingin ke taman RS. Suster tersebut mengangguk paham dan keluar mengambil kursi roda. Setelah itu ia membantu Ryan untuk bersiap-siap keluar.

"Pake masker oksigen aja ya? Kamu masih napas lewat mulut begini. Oiya kamu punya hoodie atau jaket gitu? Oh hoodie ada? Suster bantu pake ya (suster tersebut memakaikan hoodie lewat infusan Ryan). Nanti suster kasi selimut buat bagian bawahmu ya, kamu kan masi pake kateter. Pelan-pelan naiknya, nah (membantu Ryan berjalan ke kursi roda). Udah? Udah nyaman? Yauda sebentar suster ganti pake tabung oksigen (melepaskan selang dan menyambungkan ke tabung oksigen kecil). Coba udah keluar belum oksigennya? Oh udah (tabung oksigen di taruh di belakang kursi roda). Sebentar suster posisikan dulu katetermu ya. Nah sudah nih. Tinggal kasi selimut (suster menyampirkan selimut ke pangkuan Ryan, memastikan selimut tersebut menutup sampai kaki), nah ya udah deh" ucap suster tersebut menyelesaikan pekerjaannya.

"Nanti kalau sudah balik, panggil suster lagi ya" ucap suster tersebut dan berpamitan. Reyhan, Rama, dan Ryan berterimakasih kepada suster tersebut.

"Nah, ayo kita keluar!" Reyhan tampaknya sangat bersemangat. Ryan meminta kembali kacamatanya kepada Rama, yang sempat ia lepas tadi. Setelah memakai kacamatanya, Ryan menarik kupluk hoodienya sampai hampir menutupi mukanya.

"Kenapa sih ditutupi!" Seru Reyhan sambil menarik kembali kupluk hoodie Ryan. Ryan berseru kesal.

"Ck, nanti ada yang tau gue!" Ryan kembali memakai kupluk hoodienya. Reyhan mengangkat bahu, memilih mendorong kursi roda Ryan keluar kamar.

Sesampainya di taman, Rama memutuskan bermain hp. Sebenarnya Ryan juga kalau ini bukan ajakan dari Reyhan ia enggan keluar kamar. Reyhan tampak senang-senang saja, sesekali menunjukkan sesuatu di hpnya. Ryan hanya mengangguk, menanggapi yang penting-penting saja. Sampai tiba-tiba, ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Reyhan! Rama! Kebetulan banget ketemu disini. Kalian jenguk siapa?" Seru seseorang. Itu Clarissa, teman sekelas mereka.

"Halo Sa, iya nih, lo ngapain kesini?" Tanya Reyhan, sementara Ryan berusaha menyembunyikan mukanya.

"Tadi habis nganterin abang gue, ini lagi nunggu dia ada urusan. Eh liat kalian disini, yauda deh gue samperin. Eh ini siapa sih?" Tanya Clarissa penasaran, kepalanya menunduk penasaran.

"Temen gue itu! Udah deh sana, mending lo ke abang lo sana jangan disini kasian temen gue!" Reyhan berusaha mengusir Clarissa.

"Temen lo? Temen gue juga dong, ini Ryan kan?" Tanya Clarissa yakin. Rama yang daritadi tidak peduli menoleh. Reyhan menampakkan wajah paniknya.

"Eh-itu..." Reyhan sendiri bingung mau menjawab apa. Ryan sudah pasrah, berbalik memandang Clarissa.

"Iya gue Ryan! Kenapa? Kaget lo liat gua begini?" Tanya Ryan. Clarissa mengangguk.

"Ya jelas kaget lah, eh tapi gak juga sih, kan lo udah beberapa hari ini gak masuk!" Jawab Clarissa.

"Lo sakit apa?" Tanya Clarissa. Ryan menghela napas.

"Drop kemarin gue kehujanan, kecapekan juga. Udah deh, mending lo pergi, jangan sampai ada yang tau kejadian ini!" Jawab Ryan sambil mengancam.

"Santai aja kenapa sih! Ya wajarlah tiap orang sakit. Kenapa? Lo gamau keliatan lemah di depan orang lain?" Ejek Clarissa. Ryan diam, karena memang benar seperti itu kenyataannya.

"Nahkan! Wajar sih, gaada orang yang mau kelihatan lemah depan orang lain. Tapi emang gue agak kaget liat lo. Santai aja, gue simpen ini rapet-rapet kok. Gue pamit pulang ya!" Ucap Clarissa sambil mengecek hpnya. Ryan mengangguk.

"Besok kalo lo belum pulang dari RS, gue jengukin" pamit Clarissa melambaikan tangan. Ryan mengangguk.

⭒❃.✮:▹

He's SickWhere stories live. Discover now