Jalan-Jalan dengan Mantan

15 0 0
                                    

Seharian Eva dan Della sibuk membuat pesanan kue. Baru menjelang sore Eva dan Della bisa duduk santai di sofa dengan perasan puas. Tugas mereka sudah selesai. 

Rumah kontrakan Della yang mungil penuh dengan aroma brownies yang lezat. Di sudut ruangan Alya dan Lisa duduk di atas tikar menikmati lebih dulu brownies buatan mamanya, atau lebih tepatnya buatan Della. Sementara Eva berperan sebagai asisten koki. 

Eva dan Della tentu saja sudah mencicipi karya mereka. Mereka membuat satu loyang ekstra untuk konsumsi sendiri. Sudah lama rasanya Eva tidak menikmati brownies. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat saat Della memotong-motong kue itu. 

Mudah-mudahan enak. Rasanya pas dan pelanggan puas, harapnya cemas. 

Dia mengambil selo kue yang diulurksn Della. Hap... Mmmm... Lidahnya mencecap jejak coklat yang lumer. Rasa dan tekstur kuenya pas. Tidak terlalu manis. 

Rasa lelah mereka sehabis membuat puluhan loyang brownies dan puding seakan menguap saat mereka memandang tumpukan dus berisi kue-kue itu.

"Akhirnya selesai juga. Makasih ya, Del." kata Eva dengan nada lega. 

"Sama-sama," Della mengipas-ngipas uang pemberian Eva. Pembagian keuntungan yang diterimanya setelah membantu membuat kue. "Mudah-mudahan setelah ini ada pesanan lagi. Aku ikut senang."

"Mudah-mudahan." Eva mengucapkan harapan yang sama. 

Keesokan harinya sekitar pukul delapan pagi, sebuah mobil sedan hitam mengilat berhenti di depan kontrakan Eva. Seorang supir membantunya mengangkut box-box berisi brownies dari rumah Della ke dalam bagasi mobil. 

Eva bersyukur Ferdi belum pulang, hingga proses mengangkut kue kuenya bisa berlangsung cepat dan aman dari gangguan. Sesuai permintaan Rani, Eva dan dua putrinya ikut mengantar kue kue itu. 

Pandangan kagum Eva menyapu gedung Mariano Tower. Gedung berlantai 20 itu jelas milik Ricky dan keluarganya karena Mariano adalah nama keluarga Ricky. 

Rani segera menyambut kedatangan Eva. Beberapa anak buahnya segera mengambil kue-kue buatan Eva. 

"Selamat pagi, Mbak Eva," sapanya dengan mengulurkan tangan. Suaranya ramah dengan senyum profesional terlihat di wajahnya. "Kita ke ruang meeting sebentar ya..." 

Ruang meeting itu begitu dingin. Alya dan Lisa segera sibuk dengan hadiah mainan baru dari Rani. Teh hangat dan kue-kue tersaji di depan Eva. 

Rani masuk kembali membawa map. Dia menyerahkan jadwal acara dan menu catering yang akan dipesan Mariano grup untuk satu bulan. Selain beragam kue-kue, mereka juga memesan nasi box untuk tanggal-tanggal tertentu. Eva dan Rani mendiskusikan beberapa hal. 

Menjelang makan siang baru diskusi mereka selesai. Kembali Rani menjabat tangan Eva. "Terima kasih, Mbak. Semoga kerja sama kita bisa berlanjut." 

"Sama-sama, Mbak. Terima kasih juga sudah percaya pada catering saya." ujar Eva dengan tulus. 

Eva sudah berdiri sambil membereskan berkas-berkas, bersiap untuk pulang. 

"Tunggu sebentar, Mbak Eva. Jangan pulang dulu," cegah Rani. 

"Oh kenapa, Mbak?" 

Mantan Terindah Eva Where stories live. Discover now