part 15

95 3 0
                                    

Assalamualaikum

Makasih udah baca sampe sini!

Janlup vote

Lapak Alcansta!

Gaboleh yg lain titik.

Gaboleh yg lain titik

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Happy reading!

__________________


"Apasi Lo! Ngintil Mulu kek kuman!" Arzan kesal dengan Rena yang sedari tadi mengekori.

"Apasi Zan, aku tuh masi suka sama kamu, bahkan aku tergila gila loh" ucap Rena kesal

"Mau lo gila sampe masuk RSJ gue peduli"

"Yakin?"

"Udah deh, mending lo pulang ribet!"
Ujar nya lalu pergi.

"Mau secantik apasi calon istri lo? Ha? Palingan Masi cantikan gue" teriak Rena hingga telinga Arzan mendengarnya

"Sialan! lo! Mau sejelek apapun calon istri gue! Gue ga peduli yang penting Masi cantikan, dan semahal calon istri gue, dari pada lo!"

"Bilang apa! Gue murahan? Gila lo!"

"Oh ngerasa ya? Ahahah"

"Serah!" Rena kesal, ia langsung pergi dengan menghentakkan kakinya.

___________

Arzan berjalan menuju perpustakaan untuk mencari buku biologi, ia tak sengaja mendapati seorang gadis yang sedang membaca buku.

Arzan enggan untuk menghampiri gadis itu, tetapi ia memberanikan diri untuk menghampiri gadis tersebut.

"Khem" Arzan mendehem ia berdiri tepat di samping gadis itu.

"Ya?" Gadis itu tak melihat siapa yang menghampiri nya, ia fokus sama apa yang ia baca.

"Sibuk ga?" Tanya Arzan

"Engga emang kenapa?" Gadis itu menatap keatas, dimana Arzan sedang berdiri disana, cewek itu tertegun Arzan menghampirinya.

Sebenar nya ia masih kesal dengan kejadian waktu itu, ia tidak tau apa alasannya, padahal dirinya tak menyukai Arzan.

"Mau apa lo!?" Nada bicara Shana kini berubah drastis menjadi galak.

Shana bangkit dari tempat duduknya, dan ingin pergi namun di hadang oleh Arzan.

"Minggir" sentak Shana

"Gak!"

Shana menyerah mau sampai tahun depan ia tak kan pernah bisa melewati Arzan, kalau Arzan sudah menahannya.

Shana menghela napasnya, "apa!"

"Lo kemarin waktu gue sakit, lo kemana aja?" Tanya Arzan dengan nada sedang

"Gue udah jengukin lo kan?"

"Terus? Apalagi udah kan?" Sambungnya

"Lo ga mau liat gue sehat lagi? Lo ga mau nganterin gue pulang gitu? lo kemana aja Shan? Gue telfonin lo tapi ga lo angkat"

"Gue pengen lo sehat Zan, biar bisa jagain semua orang, tapi Lo kayaknya ga butuh gue lagi"

"Kenapa? Jujur gue butuh lo, butuh banget malahan"

"Lo udah ada yang ngurusin Zan!" Air mata Shana menetes dengan sendirinya, ia tak kuat lagi menahan

"Siapa? Ortu gue? Itu udah dari kecil! Gue butuh lo Shan."

"Terus? Cewe yang kemarin di rumah sakit itu siapa?"

Deg.

"Oh dia? dia mantan gue, dia ga bisa move on dari gue sedangkan gue? Gue udah benci sama dia!"

"Okey terserah lo! Gue butuh bukti kalo itu memang mantan lo!" Shana melenggang pergi dan menghapus air matanya secara kasar.

Ia berlari menuju toilet ia menangis tersedu sendu, entah kenapa dia terlihat sesakit ini lebih dari kemarin.

D

i sisi lain Arzan heran, apakah Shana suka sama dirinya? Atau hanya sekedar menghormati karna di jodohin?

"Kok nangis? Udah buka hati apa gimana?" Gumanya sendiri lalu menuju toilet,ia menunggu Shana di depan toilet cewe.

Shana yang baru saja keluar dari toilet tersebut pun langsung mendelik, karna mendapati Arzan disana.

"Astaghfirullah!"

"Eh! Sorry sorry ngaggetin, gu-e cumn mastiin lo"

"Gapapa, urusin aja pacar lo itu"

"Mantan" koreksi nya.

"Yaudah bodo amat apalah itu yang penting Lo masih deket sama dia kan?"

"Shan, sorry gue ga bermaksud buat nyakitin hati lo, gue bingung, lo suka sama gue? hm?" Ucapnya too the point.

Shana gelagapan, iya juga ya kenapa dia harus nangis + kecewa, "h-ah?"

Okey, ia menarik nafasnya dalam dalam untuk mengatakan semuanya, "okeh, saatnya gue ngomong semuanya sama lo" Shana menarik tangan Arzan menuju ke kantin sekolah.

______________

Makasi yang udah baca Bai baii!!

"ALCANSTA"Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon