Come Play With Us

2 1 0
                                    

Putra tiba di rumah setelah Sera. Melihat sepupunya itu sedang sibuk menggulir ponsel sambil makan pilus kesukaannya di sofa ruang tamu, Putra berdecih saja.

Brakk!

Suara sepatu yang Putra letakkan di rak itu sontak membuat Sera menoleh. "Kok baru pulang?" tanya gadis itu.

"Ekskul lah, emangnya elu nolep," jawab Putra malah meledek.

Sera mengernyit saja. Gadis itu tetap melanjutkan kesibukannya yang tadi, scroll laman twitternya. Sera sedang memantau apakah berita tentang Giu masih sering jadi bahan perbincangan di sana atau tidak.

Putra tak langsung pergi ke kamar. Cowok itu menghampiri Sera di sana, duduk di sampingnya. Tapi sebelum itu, bukan Putra namanya kalau nggak jahil sama sepupu sendiri. Putra tarik scrunchie Sera sampai rambut Sera yang tadinya rapi terkuncir jadi tergerai begitu saja.

"PUTRAAA!!" Sera berteriak melempar pilus ke arah cowok itu. Putra hanya tertawa puas di sana.

"Dasar nyebelin," sungut Sera kesal. Putra seakan tak peduli. Lelaki itu merebut paksa toples pilus dari genggaman Sera. Untungnya Sera sudah tak terlalu peduli pada camilan itu. Sekarang gadis itu sibuk menguncir kembali rambutnya seperti semula.

Putra meihat ke arah ponsel Sera. Sepupunya ternyata sedang mendengarkan sebuah lagu di sana, terlihat dari Sera memakai airpods di kedua telinganya.

"Teruuss!! Setel lagu Taylor Swift sekenceng itu apa nggak budek kuping lo?" sindir Putra sambil mengunyah pilusnya.

"Suka-suka lahh." Sera kembali meraih ponselnya dan lanjut menggulir layar benda pipih itu setelah usai mengikat rambut. "Komen aja jamet," cicitnya kemudian.

Putra yang mendengar lanjutan kalimat itu jadi terbawa emosi. "Dih ngatain lagi lu? Udah numpang, ngelunjak lagi," katanya.

Sebenarnya suara Putra harusnya tak terdengar oleh Sera karena gadis itu mengencangkan volume di ponselnya sedari tadi. Tapi entah kenapa, suara Putra terdengar jelas di telinga Sera hingga mengganggu ketenangannya.

Sera melepas satu airpodsnya kemudian menatap sepupunya datar. "heh! Gue tinggal di rumah lo cuma dua bulan doang ya, Put. Itu juga mami lo yang ajak. Akui aja lo cuma dianggep anak tiri sama mami lo kalau ada gue."

Wah, makin-makin menjadi lah emosi Putra.

Lelaki yang semula menyandarkan tubuhnya itu kini duduk tegak menghadap ke daerah lawan. "SIALAN LO SERA! ANGKAT KAKI LO DARI RUMAH GUA!" teriaknya.

Putra mengambil bantal sofa dan melayangkannya tepat ke wajah Sera. Tak terima, Sera pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua jadi perang bantal di sana.

Lalu Mami datang bagai ibu peri yang sudah tak peduli pada keanggunannya. Mami berkacak pinggang di sana, menatap kedua anak itu sambil mengelengkan kepala.

"Terus!! Terusin aja terus!!" ucap Mami membuat keduanya akhirnya tersadar akan keberadaan wanita cantik itu di sana.

Putra dan Sera saling bertatapan. Kemudian tiba-tiba Putra menunjuk Sera asal. "Sera duluan Mi yang mulai!" tuduhnya.

Sera mengernyit tak terima. "Ih apaan sih lo kok fitnah gitu?"

"Ya emang lo dulu kan?"

"Lo dulu ya tadi jambak rambut gue!"

"Gue nggak jambak rambut lo ya sialan. Gue narik scrunchie lo doang!"

"Ya sama aja!"

Mami menghela napas. Wanita yang sudah siap dengan tas bermerk yang menggantung di lengan kirinya, dress abu-abu cantik, dan heels yang tak begitu tinggi itu menunjukkan bahwa ia akan segera pergi dari rumah.

Alpha CentauriWhere stories live. Discover now