[ Candle Flames ]

3.9K 683 17
                                    


"So fragile. So deadly. Left alone, they lit and warmed." — The Way of Kings


(5th flashback flies)

Jakarta, Februari 2006

Hari ini menjadi hari pertandingan ulang permainan basket antar kelas 2 dan 3 setelah lusa kemarin terjadi insiden baku hantam antara Ghava dan Kak Malik yang membuat permainan terhenti tanpa skor yang pasti. Berhubung kegiatan belajar mengajar sudah kosong setelah ujian akhir semester dan juga ujian negara untuk kelas 3 selesai, kami sebagai siswa-siswi kelas 1 dan 2 datang ke sekolah untuk menuntaskan tugas-tugas yang masih kosong ataupun perbaikan nilai setelah nilai ujian kami diumumkan dengan menempel kertas berisikan nilai-nilai kami di papan tulis setiap kelas, sementara anak-anak kelas 3 mengadakan pertandingan olah raga dengan para adik tingkat mereka sebagai perayaan selesainya ujian negara mereka.

Seharusnya aku juga sudah tidak ada alasan untuk tetap masuk hari ini berhubung salah seorang guru kimia memintaku untuk membantu beberapa adik kelas yang sedang melakukan pengulangan ujian praktikum karena beberapa nilai mereka tidak mencukupi, jadilah aku ada di sekolah, seorang diri tanpa kedua sahabatku. Ghava sedang dihukum oleh orang tuanya untuk tidak mengikuti pertandingan basket hari ini setelah kemarin dirinya mengakui kesalahan di depan guru konseling dan berakhir dipanggilnya kedua orang tua anak lelaki itu, sementara Gania memilih untuk tidak datang ke sekolah entah dengan alasan apa. Aku datang sejak pukul 10 siang tadi, dan menuntaskan semua kegiatanku di jam 3 sore ini.

Karena tidak bersama Ghava dan Gania, maka aku harus pulang ke rumah sendiri. Menaiki taxi dari halte yang tak jauh dari gerbang sekolah, aku sampai di rumah tak sampai lima belas menit setelahnya.

"Gem? Udah pulang?" Mama sedang duduk di sofa ruang televisi yang mana layarnya mati dan ada beberapa buku di atas meja yang terletak di tengah sofa-sofa hijau tua yang di tata menghadap televisi. Kebiasaan Mama kalau sedang sangat lowong adalah membaca dan menandai beberapa kalimat yang menurutnya bagus dengan stabilo-stabilo warna-warni yang juga berserakan di atas meja dekat dengan buku-buku. Sedikit banyak kegiatan Mama yang satu ini aku tiru ketika aku membaca buku-buku pelajaran sekolahku, terutama Biologi dan Sejarah.

Aku berjalan lesu mendekati Mama dan duduk dengan melempar tubuhku ke atas sofa empuk tepat di samping beliau yang terlihat cantik sore ini dengan rambut terjepit dengan jepitan yang tertempel aksesoris bunga besar berwarna hijau dan setelan blouse dan celana bahannya berwarna cream.

"Capek banget?" tanya beliau ketika aku tidak membalas pertanyaannya, dan justru memejamkan mata, juga menyandarkan kepalaku pada punggung sofa. Tas punggungku bahkan belum sempat aku lepas dari punggungku. "Mandi dulu gih, Gem. Sebentar lagi Papa pulang," Mama mengelus sayang keningku yang lengket bekas keringat akibat terik matahari di luar sana.

"Aku hari ini ulang tahun," gumamku masih dengan mata terpejam. Papa dan Mama sudah mengucapkannya tadi pagi saat aku akan berangkat ke sekolah, Gania dan Ghava bahkan sudah dari semalam setelah menggangguku lewat pesan singkat mereka.

Mama tak bersuara namun elusan tangannya tak berhenti barang sebentar. "Tapi kayak lagi nggak ulang tahun," lanjutku, kali ini kedua mataku terbuka dan melirik Mama yang sedang menatapku dengan sebuah senyuman manis.

"Tujuh belas tahun ya, Gem? Udah gede banget kamu," balas Mama dengan nada ringan sarat akan haru di dalamnya. "Maaf ya... Mama nggak bisa kasih Adik buat temani kamu main sampai kamu udah segede ini," ini bukan pertama kalinya Mama mengucapkan permohonan maaf untuk satu hal itu. Yang aku tahu Mama memang sulit untuk kembali mengandung setelah melahirkanku, yang entah kalau menurut Nana itu bisa jadi garis turunan dari Papa dan Mamaku yang juga senasib denganku, menjadi seorang anak tunggal. Memang aku tidak bisa berbohong kalau aku sedikit merasa sepi dengan harus seorang diri ditambah tak ada seorang sepupu dekat, karena semua sepupuku adalah sepupu jauh, sepupu dari sepupu-sepupu Papa dan Mamaku, tapi ada kesenangan lainnya yang adalah aku mendapati seluruh, I mean really a whole attention from my Mama and Papa.

Tell No Tales | CompletedΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα