Turn Over A New Leaf

5.4K 682 356
                                    


  "When I had no hope left at all that things would get better, my fairy godmother came. I wonder now if hope is the most powerful magic of all?"Elizabeth Lim


Sentosa IslandSingapore, Juni 2019

Mataku terbuka ketika mendengar suara-suara ramai dan tawa beberapa orang yang masuk melewati kedua telingaku ketika aku sedang tertidur di kursi santai yang ada di teras kayu depan ruang kamarku yang berhadapan langsung dengan kolam renang. Suara-suara itu datang dari arah kiriku di mana di sana memang ada sebuah gazebo kayu besar yang terbuka di halaman bawah sana dan terlihat dari posisiku sekarang memang sedang ramai di sana sampai membuat keningku mengernyit bingung. Tadi setelah bertemu Ghava dan Gania di Boardwalk, kami memilih kembali ke villa di mana keluargaku berada dan berlanjut menghabiskan waktu dengan berenang, berbincang sampai sepertinya aku ketiduran di tengah teriknya matahari siang ini dengan rambut basah sehabis berenang dan kini sudah mulai mengering karena bantuan sinar matahari langsung.

Di dalam pelukanku masih ada satu buah bantal kecil yang aku peluk sejak tadi aku berbincang seru dengan Gania dan Ghava, dan kacamata hitam pun masih menghalau kedua mataku dari sinar matahari. Mengganti posisi berbaringku menjadi duduk dengan menatap sekitar dengan bingung, aku celingukkan mencari keberadaan Gania dan Ghava yang seingatku sebelum aku memejamkan mata tadi Gania sudah sibuk dengan ponselnya di kursi santai sebelahku, sementara Ghava masih memutari kolam renang dan belum berbilas diri. Namun tak kudapati siapapun di sini dan kembali melongok ke arah gazebo yang terlihat ramai di sana, mungkinkah mereka sedang berkumpul di sana? Memilih mencari tahu dengan mendekati tempat ramai itu, aku mengenakan slipperku, sedikit membenahi dress sabrina kuning yang aku kenakan setelah selesai berenang tadi dan menaikan kacamata hitamku untuk aku sandarkan di atas kepala.

Melewati teras kayu sepanjang kolam renang ini, aku kembali dibuat bertanya kenapa juga Didi memilih Villa yang sangat besar seperti ini padahal kami hanya menginap berlima saja, bertambah Gania dan Ghava hari ini. Pasalnya villa ini sangat besar, dengan fasilitas lengkap, contohnya saja kolam renang besar di sampingku ini. Villa ini berlantai dua memiliki 4 kamar tidur super besar dengan kamar mandi yang super duper mewah, ruang tamu dengan sofa besar dan televisi plasma 50 inch yang bersebelahan dengan pintu geser besar yang menyambung ke kolam renang, ruang makan, dapur besar dan lengkap, ruang laundry, ruang hiburan yang bisa dibuat menonton film atau karaoke, halaman depan yang luas, gazebo dan beberapa fasilitas lainnya. Maksudku, kami hanya menginap beberapa malam dan rasanya ini terlalu berlebihan saja, meskipun aku cukup menikmatinya karena villa ini terasa nyaman seperti rumah dan juga aku bersama seluruh keluargaku di sini.

Kakiku menuruni anak-anak tangga kayu yang menyambung teras beralas kayu di sepanjang sisi kolam renang dengan halaman luas di mana gazebo kayu itu berada. Langkahku memelan ketika melihat gazebo itu sudah terisi meja panjang yang di atasnya juga sudah tersusun beberapa macam piring-piring dan gelas-gelas yang berisikan makanan di tengahnya, tapi bukan itu yang membuatku sedikit terkejut, tapi orang-orang yang mengisi beberapa kursi di sisi-sisi meja panjang itu. Aku bisa melihat Nana sedang duduk di dekat Pak Wirja dan Bu Salwa sembari berbincang seru, sementara di depan mereka ada Didi yang terlihat sedang asik mendengarkan Om Hasta berceloteh, jadi bagaimana aku tidak terkejut sekarang? Apa Gania memang mengundang mereka yang berarti Re juga berada di sini? Seketika kepalaku bergerak mencari-cari keberadaan sisa orang-orang lainnya, seperti Mama, Ajeng, Gania, Ghava atau mungkin Tante Aruna dan juga Yaya?

Tidak mendapati siapapun di halaman luas ini selain orang-orang yang ada di dalam gazebo itu, suara Mama tiba-tiba datang dari arah belakang dan berjalan melewatiku.

Tell No Tales | CompletedWhere stories live. Discover now