Bury The Hatchet

3.9K 623 99
                                    


"This life is what you make it. No matter what, you're going to mess up sometimes, it's a universal truth. But the good part is you get to decide how you're going to mess it up."Marilyn Monroe



Sentosa Island— Singapore, Juni 2019


͠

"I never felt wrong with you." Ray mengecup lembut punggung tangan Gisa dan membuat wajah wanita itu berseri-seri. "I've been waiting for this right time to find you again for a long time," lanjut pria itu dengan tuturan kata yang lembut, selembut belaian bulu-bulu kapas.

The world always provides consequences, loudly or silently. The consequences could be in the form of choices or efforts made by the role. Untuk Gisa, bersama Ray adalah sebuah pilihan yang ditemukan setelah hari di mana seharusnya bukan Ray yang ditemuinya, sedangkan untuk Ray, bersama Gisa adalah upaya terbesarnya untuk membuat dunia yang dipijakinya ini terasa benar untuk dijalani. Dan keduanya harus mengambil konsekuensi itu secara bersamaan dan disatu padukan.

"Just remember that I have always loved you with a love that feels even more than love itself." Gisa masih terdiam mendengarkan penuturan kata-kata manis dari Ray dengan pemandangan langit malam yang terang benderang dikelilingi oleh lampu-lampu gedung-gedung bertingkat, di atas luxury superyatch yang berlayar keluar dari Resort World Sentosa menuju perairan tengah laut Singapore melewati sepanjang garis pantai Sentosa yang malam ini terasa tenang dan ditemani udara malam yang sejuk. "I really believe that now the time has pulled us back together. And if you don't want to marry me, I'm done."

Lamaran mewah di mana hanya ada mereka berdua di atas dek utama kapal yang seharusnya terisi banyak sekali meja-meja dan kursi, kini semua disingkirkan dan hanya tersisa satu buah meja bundar dan dua kursi saling berhadapan yang telah terisi oleh kedua insan ini. Mungkin langit Singapore tidak akan pernah tau kalau tatapan kedua orang yang diselimuti olehnya ini benar-benar memancarkan sesuatu hal yang melebihi cinta, tapi setiap orang bisa memaknai itu dengan cara mereka masing-masing, dan benar perkataan Ray sebelumnya kalau itu semua jelas terlihat dan terasa melebihi cinta.

"After I was tired of swimming against the flows, in the end, the sea brought me back home." Gisa tersenyum dengan linangan air mata yang siap tumpah, bibir yang dipulas oleh lipstick merah itu terlihat mempercantik senyumannya. "Thank you for welcoming me home in this fancy waybut more than that, I'm more flattered by your sincerity, Ray. So... let's get married."

Ray berdiri dari kursinya dan menarik Gisa untuk bisa berdiri berhadapan dengannya, lelaki itu menghapus satu tetesan air mata pada pipi dingin Gisa dan memberikan kecupan lembut pada bibir merah wanita itu. Malam yang indah untuk dua pasang insan yang berhasil dipersatukan oleh Tuhan dan tangan-Nya yang mulia.

͠


Dengan hembusan napas panjang aku mengakhiri kalimat akhir pada lembar terakhir buku novel yang ditulis oleh Yaya ini. Dengusanku bersamaan dengan tawa kecil yang geli keluar setelahnya. "It's totally a fairytale." Gumamku lucu.

Nyatanya memang benar, membaca buku-buku seperti ini seketika dibuat bahagia hanya karena membayangkan setiap adegan-adegan manis yang disuguhkan dengan bentuk tulisan yang tersusun rapi, menempatkan diri menjadi sang tokoh utama, merasakan setiap emosinya, dan seketika sudah sampai pada lembar terakhirnya karena terlalu menikmati alur, dan selesai sudah rasa bahagianya. Jujur saja aku merasakan hal-hal manis itu sebentar ketika membaca lembar demi lembar yang tersajikan karena Yaya pintar membuat kata demi katanya tersusun indah. Mungkin nanti aku akan membuat pesan untuknya melalui e-mail yang tertulis pada lembar perkenalan penulis, untuk memberikannya apresiasi. Aku tidak mungkin kecewa dengan akhir yang diberikan oleh cerita-cerita romansa yang pastinya akan berakhir bahagia, at least... the percentage of a happy ending in a story is close to 90%, and Yaya took that percentage. Tidak mengherankan dan juga aku tidak perlu menjadi... iri.

Tell No Tales | CompletedWhere stories live. Discover now